TANGERANG – Dalam upaya terus meningkatkan program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Semarang melakukan kunjungan kerja dalam rangka studi tiru ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang, Sabtu (29/11/2025).
Kunjungan ini fokus pada praktik pengolahan FABA (Fly Ash Bottom Ash), limbah padat hasil pembakaran batu bara, yang telah berhasil diolah Lapas Tangerang menjadi produk bernilai ekonomis.

Kegiatan studi tiru ini dilaksanakan pada Sabtu, 29 November 2025. Rombongan Rutan Kelas I Semarang diwakili langsung oleh Kepala Rutan (Karutan) Semarang, Hendrawan, didampingi oleh Kepala Seksi Pelayanan Tahanan (Kasi Yantah), Ardiansyah, dan Kepala Sub Seksi Bimbingan Kegiatan, Moh. Ali.
Karutan Semarang, Hendrawan, menjelaskan bahwa inisiasi studi tiru ini didasari oleh komitmen Rutan Semarang untuk mencari terobosan baru dalam program pembinaan.
"Lapas Kelas I Tangerang telah membuktikan bahwa FABA, yang sering dianggap sebagai limbah, dapat diubah menjadi material bangunan yang sangat bermanfaat dan memiliki nilai jual, " ujar Hendrawan.
"Kami berharap model ini dapat segera diimplementasikan sebagai pembinaan kemandirian WBP Rutan Kelas I Semarang, " tambahnya.
Di Lapas Kelas I Tangerang, rombongan Rutan Semarang meninjau langsung seluruh rangkaian proses pengolahan FABA. Mulai dari penerimaan bahan baku, pencampuran, hingga pencetakan berbagai produk seperti paving block, batako, dan genteng yang dikerjakan sepenuhnya oleh WBP.
Kasi Yantah Rutan Semarang, Ardiansyah, menambahkan bahwa aspek terpenting dari studi tiru ini adalah memahami manajemen operasional dan aspek keselamatan kerjanya.
"Tujuan utama kami adalah memberikan bekal keterampilan praktis kepada WBP, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka memiliki kemampuan kerja yang relevan dan dapat membuka peluang usaha, " kata Ardiansyah.
Karutan Semarang, Hendrawan, menutup kunjungan dengan menyampaikan apresiasi tinggi kepada Lapas Kelas I Tangerang atas keterbukaan dan berbagi ilmu yang telah diberikan.
Rutan Semarang kini segera menyusun rencana tindak lanjut untuk mempersiapkan sarana, prasarana, serta pelatihan bagi petugas dan WBP agar program pengolahan FABA ini dapat segera terwujud. Program ini diharapkan menjadi salah satu pilar utama dalam mencetak WBP yang produktif dan siap kembali berintegrasi secara mandiri.
(Humas Rutan Semarang)
